Pages

Jumat, 20 Mei 2011

Mengasah Kapak

Di suatu waktu adalah seorang pemotong kayu yang sangat kuat. Dia melamar sebuah pekerjaan ke seorang pedagang kayu dan dia mendapatkannya. Gaji dan kondisi kerja yang diterimanya sangat bagus.Karenanya, sang pemotong kayu memutuskan untuk bekerja sebaik mungkin.

Sang majikan memberinya sebuah kapak dan menunjukkan area kerjanya.

Hari pertama
Sang pemotong kayu berhasil merobohkan 18 batang pohon.
Sang majikan sangat terkesan dan mengatakan, “Selamat & kerjakanlah seperti itu!”

Hari kedua
Ia sangat termotivasi oleh pujian majikannya dan bekerja lebih giat lagi.
Sang pemotong kayu hanya berhasil merobohkan 15 batang pohon.

Hari ketiga
Ia bekerja lebih keras lagi
Tetapi hanya berhasil merobohkan 10 batang pohon.

Hari-hari berikutnya batang pohon yang berhasil dirobohkannya makin sedkit.
“Aku mungkin telah kehilangan kekuatanku”, pikir pemotong kayu.

Dia menemui majikannya dan meminta maaf sambil mengatakan tidak mengerti.
“Kapan saat terakhir anda mengasah kapak?”, tanya sang majikan.
“Mengasah? Saya tidak punya waktu untuk mengasah kapak. Saya sangat sibuk untuk mengapak pohon”, jawab pemotong kayu

Kehidupan kita sama seperti itu. Seringkali, kita sangat sibuk sehingga tidak lagi mempunyai waktu untuk mengasah kapak.
Pada istilah sekarang, setiap orang lebih sibuk dari sebelumnya tetapi lebih tidak berbahagia dari sebelumnya.

Mengapa? Munginkah kita telah lupa bagaimana caranya untuk tetap tajam?
Tidaklah salah dengan aktivitas dan kerja keras tetapi tidaklah seharusnya kita sedemikian sibuknya sehingga mengabaikan hal-hal yang sebenarnya sangat penting dalam hidup, seperti kehidupan pribadi , menyediakan waktu untuk membaca, berekreasi, jalan-jalan, dsb.
Kita semua membutuhkan waktu untuk relaks , untuk berpikir dan merenung, untuk belajar dan bertumbuh. Bila kita tidak mempunyai waktu untuk mengasah kapak, kita akan menjadi tumpul dan kehilangan efektifitas.

(Atas jasa baik Prama. Thanks bro....)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar