Pages

Selasa, 17 Januari 2012

..Love is about free choices. Cinta tak bersyarat bersifat membebaskan....

Cinta yang sejati tidak hanya sekedar tentang memiliki, tetapi juga membebaskan. Cinta sejati tidak akan membuat kita melihat orang yang kita cintai hanya sebagai properti yang dapat kita simpan dan miliki sendiri, tapi cinta sejati memampukan kita melihat orang yang kita cintai sebagai manusia yang juga dapat bertumbuh kembang bebas sesuai keinginan dirinya dan mencintai kita kembali

Rupanya kita perlu belajar mengenai cinta yang menyembuhkan, cinta yang sehat, yang diungkapkan oleh para ahli psikologi, yaitu cinta tak bersyarat Dalam mencinta, pilihan yang ada adalah: cinta bersyarat atau cinta tak bersyarat. Tidak ada pilihan ketiga.

Bila untuk mencintai kita memerlukan syarat, maka cinta itu bukan cinta sejati. Cinta sejati adalah harus dan merupakan hadiah yang diberikan secara cuma-cuma. Kita benar-benar cinta bila kita telah memilih untuk memberikan cinta kita. Orang yang kita cintai mendapatkan cinta kita, bukan karena ia pantas menerima cinta kita. Disebut pantas karena cantik, anggun, ganteng, baik hati, dan sebagainya. Justru sebalinya, kita sadar bahwa orang yang kita cintai bukanlah orang yang terbaik, bukan orang yang paling hebat, bukan yang paling cocok. Namun, itu semua tidak menjadi persoalan. Yang penting adalah bahwa selama kita telah memilih untuk memberikan kepada orang yang kita cintai berupa cinta kita, dan juga telah memilih untuk mencintai kita. Dalam kondisi inilah cinta dapat tumbuh dengan baik.

Erich Fromm, psikolog yang terkenal dengan bukunya, The Art of Loving, menulis tentang cinta tak bersyarat. Saya tertarik dengan pemikiran Erich Fromm mengenai cinta. love is about free choices. manusia rindu kebebasan. bebas menentukan pilihan. bebas memilih yang terbaik untuknya. lalu kemudian norma dan peraturan mengikatnya. menanamkan kesadaran untuk tidak melukai pasangan. Bagi saya, mencintai adalah kebebasan, tapi tetap memegang pada batas-batas ranah dimana tidak boleh ada yang terluka.

Sebaliknya, orang yang dicintai karena alasan pantas atau dianggap berhak menerima cinta selalu menimbulkan keraguan: mungkin saya tak dapat membahagiakan orang yang saya inginkan dapat mencintai saya atau mungkin selalu ada rasa cemas, jangan-jangan suatu waktu cinta akan lenyap. Selain itu, cinta yang didapat karena alasan pantas menerimanya, selalu meninggalkan rasa getir dalam kesan bahwa orang dicintai bukan karena dirinya, melainkan karena kemampuannya membuat orang lain senang. Ini bukan cinta, melainkan manipulasi!
Orang yang kita manipulasi kita beri hadiah tertentu karena telah memenuhi keinginan kita. Kita meletakkan kepada mereka identitas pribadi yang kita pilihkan. Kita letakkan mereka di sudut sempit dalam kehidupan ini dengan hanya membolehkan mereka menjadi seperti yang kita inginkan. Padahal, cinta tak bersyarat bersifat membebaskan.

-----
dedicated to everyone who looking for unconditional love, and also everyone who already has it.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar